Kamis, 23 Mei 2013

PAPER Sejarah Ekonomi Islam


DETERMINAN INFLASI DALAM PENDEKATAN ISLAM DAN KONVENSIONAL
I.                   Latar Belakang
Secara empiris, pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari krisis tahun 1997-1998 yang mengakibatkan terganggunya sektor riil. Krisis ini diawali dari krisis di sektor moneter (depresiasi nilai tukar rupiah dengan dolar) yang kemudian merambat kepada semua sektor tanpa terkecuali. Dalam rangka mengendalikan inflasi dan menjaga stabilnya nilai mata uang, pemerintah dan otoritas moneter yang ada mengambil beberapa kebijakan baik dari segi moneter, fiskal, maupun sektor riil. Dari segi moneter, bank sentral akan menaikkan suku bunga dan pengetatan likuiditas perbankan, mengkaji efektivitas instrumen moneter dan jalur transmisi kebijakan moneter, menentukan sasaran akhir kebijakan moneter, mengidentifikasi variabel yang menyebabkan tekanan-tekanan inflasi dan memformulasikan respon kebijakan moneter.

a.       Fakta
Laju Inflasi: Waspada Ekonomi Indonesia Tahap Awal Overheating
Oleh: JIBI - Thu Nov 01, 10:55 pm
JAKARTA – Pemerintah dan otoritas moneter diminta mewaspadai tanda-tanda overheating yang terjadi pada perekonomian Indonesia.
Sinyal terjadinya kondisi ekonomi yang “terlalu panas” itu bisa ditangkap dari data Badan Pusat Statistik.
Menurut BPS, laju inflasi year on year komponen harga inti atau core inflation periode Januari-Oktober 2012 mencapai 4,59%.
Angka itu hanya terpaut sedikit dari laju inflasi year on year umum pada periode yang sama sebesar 4,61%.
Ekonom Senior Asian Development Bank Edimon Ginting mengatakan laju inflasi inti yang tinggi merupakan salah satu tanda awal ekonomi overheating.
Dia menjelaskan laju inflasi inti merupakan indikator pertumbuhan permintaan domestik yang kuat dan belum bisa diimbangi oleh pertumbuhan pasokan atau supply.
“Memang inflasi inti perlu di-watch (diawasi). Ada peningkatan permintaan yang cukup kuat, ini salah satu tanda overheating,” katanya, Kamis (1/11).(JIBI)
Meski begitu, Edimon memperkirakan Bank Indonesia belum akan mengeluarkan kebijakan untuk menekan tingkat inflasi inti karena laju inflasi Januari-Oktober masih ada di dalam target pemerintah dan Bank Indonesia.
Namun, dia menegaskan pemerintah harus melanjutkan upaya memperbaiki sisi persediaan pada ekonomi Indonesia agar bisa mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.
“Di sisi lain, pertumbuhan kredit harus diperhatikan karena sudah mulai ada dampaknya pada inflasi inti,” kata Edimon.
Sementara itu, berdasar Badan Pusat Statistik, Indeks harga konsumen naik 0,16% pada Oktober, inflasi terjadi pada 37 kota yang disurvei dan 29 kota lain mengalami deflasi.
Adapun inflasi tahun kalender Januari-November 2012 adalah 3,66%, sedangkan inflasi year on year tercatat 4,61%.(JIBI)
II.                Teori Inflasi menurut Al-Maqrizi
Dengan mengemukakan berbagai fakta bencana kelaparan yang pernah terjadi di Mesir, Al-Maqrizi menyatakan bahwa peristiwa inflasi merupakan sebuah fenomena alam yang menimpa kehidupan masyarakat di seluruh dunia sejak masa dahulu hingga sekarang. Inflasi menurutnya, terjadi ketika harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung terus-menerus. Pada saat ini persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan dan konsumen, karena sangat membutuhkannya, harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama. Al-Maqrizi mengklasifikasikan inflasi berdasarkan faktor penyebabnya ke dalam dua hal, yaitu inflasi yang disebabkan faktor alamiah dan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
a.       Inflasi Alamiah
Inflasi jenis ini disebabkan oleh berbagai faktor alamiah yang tidak bisa dihindari umat manusia. Menurut Al-Maqrizi, ketika suatu bencana alam terjadi, berbagai bahan makanan dan hasil bumi lainnya mengalami gagal panen, sehingga persediaan barang-barang tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan terjadi kelangkaan. Akibatnya, transaksi ekonomi mengalami kemacetan, bahkan berhenti sama sekali. Untuk menanggulangi bencana itu, pemerintah mengeluarkan sejumlah besar dana yang mengakibatkan perbendaharaan negara mengalami penurunan drastis, karena di sisi lain, pemerintah tidak memperoleh pemasukan yang berarti. Dengan kata lain, pemerintah mengalami defisit anggaran dan negara, baik secara politik, ekonomi, maupun sosial, menjadi tidak stabil yang kemudian menyebabkan keruntuhan sebuah pemerintahan.
b.      Inflasi Karena Kesalahan Manusia
Al-Maqrizi mengidentifikasikan tiga hal yang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama menyebabkan terjadinya inflasi antara lain: korupsi dan administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan, dan peningkatan sirkulasi mata uang fulus.
1.      Korupsi dan administrasi yang buruk
Sebab pertama inflasi menurut Al-Maqrizi adalah korupsi dan administrasi yang buruk. Dalam kaitannya dengan rekapitalisasi perbankan yang diperkirakan bakal menelan biaya Rp. 257 triliun (Panji, No. 37 tahun II, 30 Desember 1998). Pemerintah akan membayar bunga obligasinya dari APBN. Al-Maqrizi menyatakan bahwa pengangkatan para pejabat pemerintahan yang berdasarkan pemberian suap, dan bukan kapabilitas, akan menempatkan orang-orang yang tidak mempunyai kredibelitas pada berbagai jabatan penting dan terhormat, baik di kalangan legislatif, yudikatif, maupun eksekutif. Kondisi ini selanjutnya sangat memengaruhi moral dan efisiensi administrasi sipil dan militer. Ketika berkuasa para pejabat mulai menyalahgunakan kekuasaan untuk meraih kepentingan pribadi. Merajalelanya ketidakadilan para pejabat membuat rakyat semakin memprihatinkan, sehingga mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman dan pekerjaannya. Akibatnya terjadi penurunan drastis jumlah penduduk dan tenaga kerja serta hasil-hasil produksi yang sangat berimplikasi terhadap penurunan peenerimaan pajak dan pendapatan negara.
2.      Pajak yang Berlebihan
Menurut Al-Maqrizi, akibat dominasi para pejabat bermental korup dalam suatu pemerintahan, pengeluaran negara mengalami peningkatan yang sangat drastis. Sebagai kompensasinya, mereka menerapkan sistem perpajakan yang menindas rakyat dengan memberlakukan berbagai pajak baru serta menaikan tingkat pajak yang telah ada.
3.      Peningkatan Sirkulasi Mata Uang Fulus
Ketika terjadi defisit anggaran sebagai akibat dari perilaku buruk para pejabat yang menghabiskan uang negara untuk berbagai kepentingan pribadi dan kelompoknya, pemerintah melakukan pencetakan mata uang fulus secara besar-besaran. Menurut Al-Maqrizi, kegiatan tersebut semakin meluas pada saat ambisi pemerintah untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar dari pencetakan mata uang yang tidak membutuhkan biaya produksi tinggi ini tidak terkendali. Pemerintah mengeluarkan maklumat yang memaksa rakyat menggunakan mata uang itu. Jumlah fulus yang dimiliki masyarakat semakin besar dan sirkulasinya mengalami peningkatan yang sangat tajam. Al-Maqrizi mengemukakan bahwa kebijakan pemerintah tersebut berimplikasi terhadap keberadaan mata uang lainnya. Keadaan ini menempatkan fulus sebagai standar nilai bagi sebagian besar barang dan jasa. Akibatnya, uang tidak lagi bernilai dan harga-harga membumbung tinggi yang pada akhirnya menimbulkan kelangkaan bahan makanan.
Dalam pengamatan Al-Maqrizi, ternyata kenaikan harga-harga (inflasi) yang terjadi adalah dalam bentuk jumlah fulusnya. Dalam  kaitannya dengan rekapitalisasi perbankan, apa yang dilakukan pemerintah dengan program rekapitalisasi adalah menambah modal bank di satu sisi dan mencatatnya sebagai investasi bank dalam bentuk obligasi di sisi lain

III.             Analisis
Inflasi merupakan suatu gejala ekonomi yang ditunjukkan oleh naiknya tingkat harga sercara terus-menerus. Inflasi sebagai kecenderungan naiknya harga secara umum dan terus-menerus, dalam waktu dan tempat tertentu. Dari sebabnya inflasi dapat timbul karena adanya peningkatan permintaan masyarakat (demand pull inflation), karena desakan naiknya biaya produksi (cost push), serta karena keduanya (mixed inflation). Beberapa determinan inflasi yang masuk ke dalam jenis demand-pull inflation antara lain: likuiditas perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya jumlah uang beredar, harga minyak mentah, nilai tukar rupiah yang terapresiasi, produktivitas, hingga jenis inflasi dari permintaan musiman (hari raya idul fitri, tahun baru). Sementara yang termasuk penyebab inflasi jenis cost-push ini adalah: depresiasi nilai rupiah, volatile food inflation (paceklik), kenaikan upah minimum provinsi oleh pemerintah (UMP), dan determinan inflasi lain dari jenis administered inflation seperti: kenaikan harga BBM, tarif listrik, harga rokok dan bea masuk impor bahan baku dan peralatan.
Berdasarkan fakta yang terjadi penyebab inflasi disebabkan karena faktor dari kesalahan manusia seperti adanya korupsi, administrasi yang buruk, pajak yang berlebihan, dan peningkatan sirkulasi mata uang fulus.
Hal itu sama halnya dengan pemikiran Al-Maqrizi yang mengemukakan adanya dua penyebab inflasi yaitu inflasi alamiah dan inflasi karena kesalahan manusia seperti yang sudah dijelaskan dalam teorinya.
Sehingga tidak heran lagi penyebab inflasi sangat berdampak buruk dalam kegiatan perekonomian di suatu negara bahkan rakyat juga terkena dampak dari inflasi tersebut. Misalnya inflasi terjadi karena naiknya harga dari barang-barang kebutuhan masyarakat karena faktor bencana atau kondisi administrasi suatu negara yang buruk akibat banyak yang korupsi. Harga barang-barang tersebut naik karena harga bahan baku dan harga bahan pembuatannya juga naik. Akibatnya, masyarakat tidak mampu membeli barang-barang kebutuhan tersebut. Produsen barang-barang kebutuhan tersebut tidak mampu membiayai produksi karena masyarakat mengurangi pembelian. Akhirnya, produsen memutuskan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini tentu mengakibatkan dampak yang buruk dalam perekonomian. Pada akhirnya daya beli masyarakat menjadi turun akibat tidak adanya pendapatan. Dengan demikian, kemiskinan meningkat dan semakin banyak anak yang putus sekolah.
Dalam ilustrasi di atas menunjukkan adanya kesamaan antara pemikiran Al-Maqrizi dan teori secara konvensional seperti yang terjadi sekarang ini.   
Perbedaan, terbukti pemikiran ekonomi Al-Maqrizi tentang inflasi lebih komprehensif dibanding konsep yang ditawarkan ekonom Barat.
Persamaan, penyebab adanya inflasi menurut fakta yang ada dikarenakan adannya dua hal yaitu demand pull inflation dan cosh push inflation yang juga dijelaskan dalam teori pemikiran Al-Maqrizi.  


IV.             KESIMPULAN

Setelah diadakan pengamatan dan penelusuran secara lebih mendalam tentang masalah ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
Terbukti, pemikiran ekonomi Al-Maqrizi tentang inflasi lebih komprehensif dibanding konsep yang ditawarkan ekonom Barat. Salah satu alasannya adalah karena baik inflasi yang disebabkan oleh nature/alami maupun inflasi ulah manusia, keduanya dapat berbentuk cost push maupun demand pull inflation.
Setelah diadakan telaah dan analisis sederhana ini, penulis menyarankan perlunya penelaahan lebih lanjut dan intens terhadap pemikiran-pemikiran ekonomi Al-Maqrizi, khususnya hal-hal yang menyangkut permasalahan moneter (mata uang dan inflasi).


DAFTAR PUSTAKA
Karim, Adiwarman Azhar, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani Press, Jakarta, 2001
Karim, Adiwarman Azhar, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004





Tidak ada komentar:

Posting Komentar